SUBNETTING
Ø Subnetting
Subnetting
merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan
IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network
tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network
tersebut.
Tujuan
Subnetting
Ada beberapa alasan mengapa kita
perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address
2.
Mengatasi
masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network,
karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3.
Meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam
suatu network.
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh
kasusnya kira-kira seperti berikut:
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Ø Classfull
Classful Routing Protocol adalah : penerapan
subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8
artinya penggunaan
kelas full dikonsep ini. Classful routing protocols juga ialah suatu protocol
dimana protokol ini tidak ‘membawa’ routing mask information ketika update
routing atau routing advertisements. Ia hanya membawa informasi ip-address
saja, dan menggunakan informasi default mask sebagai mask-nya. Dynamic routing
Classfull : Rip V1, IGRP. Classfull merupakan metode pembagian IP address
berdasarkan kelas IP address ( yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi kedalam
lima kelas yakni:
Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B
2 bit pertama IP
Address-nya“10”
Address kelas C
3 bit pertama IP
Address-nya“110”
Address kelas D
4 bit pertama IP
Address-nya“1110”
Address kelas E
4 bit pertama IP
Address-nya“1111”
Kelebihan:
-
tidak
perlu menyertakan subnetmask pada update routing
Kekurangan classfull
routing protocol:
-
Tidak mendukung vlsm
-
ketidakmampuanuntunk mendukung
jaringan discontiguous.
Jenis-jenis Classful Routing Protocol:
RIP V1(Routing
Information Protocol)
RIP merupakan routing
information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang
terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi
router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang
dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.
Karakteristik RIP
versi 1
1. Distance Vector
Routing Protocol
2. Menggunakan metric
yaitu hop count
3. Maximum hop count
adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
4. Mengirimkan update
secara periodic setiap 30 sec
5. Mengirimkan update
secara broadcast ke 255.255.255.255
6. Mendukung 4 path Load
Balancing secara default maximumnya adalah 6
7. Menjalankan auto
summary secara default
8. Paket update RIP yang
dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
9. Bisa mengirimkan paket
update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
10. Berjenis classful
routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket
update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
11. Mempunyai AD 120
Kelebihan
·
Menggunakan metode
Triggered Update.
·
RIP memiliki timer
untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
·
Jika terjadi perubahan
pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi
routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
·
Mengatur routing
menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima,
terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
– Kekurangan
·
Jumlah host Terbatas
·
RIP tidak memiliki
informasi tentang subnet setiap route.
·
RIP tidak mendukung
Variable Length Subnet Masking (VLSM).
·
Ketika pertama kali
dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal)
dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
·
hanya mendukung
routing classfull
·
tidak ada info subnet
yang dimasukkan dalam perbaikan routing
·
tidak mendukung VLSM
(Variabel Length Subnet Mask)
·
perbaikan routing
broadcast
IGRP
The Interior Gateway
Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang
dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco
tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat
untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi
defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara
default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing
dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah
mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan
ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay,bandwitdh, realibility
Kekurangan dan
kelebihan IGRP:
1. IGRP tidak
meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
2. IGRP dan EIGRP saling
kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan ruter IGRP
3. IGRP tidak mendukung
multiprotocol
4. IGRP mempunyai hop
count sampai 255
5. IGRP menggunakan
metrik yang panjangnya 32 bit, yang memberi faktor skala256([10000000/BW]*2560
Ø Classless
Classless routing protocols yaitu suatu metodologi pengalokasian IP
Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang
digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara
lebih spesifik. Biasanya dalam menuliskan CIDR suatu kelas IP Address digunakan
tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang CIDR
ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.
Classless routing
protocols ‘memanjangkan’ standard skema IP Adress Class A, B, atau C dengan
menggunakan subnet mask atau mask length sebagai indikasi bahwa router harus
menejemahkan IP network ID. Classless routing protocols memasukan subnet mask
bersama dengan IP address ketika mencari informasi routing.
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing (CIDR), sebuah skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask atau mask panjang untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan IP Subnet mask mewakili ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh kelas-kelas alamat, tetapi dapat berisi variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti fleksibilitas memungkinkan Anda untuk mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu entri di tabel routing, routing secara signifikan mengurangi biaya overhead
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing (CIDR), sebuah skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask atau mask panjang untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan IP Subnet mask mewakili ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh kelas-kelas alamat, tetapi dapat berisi variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti fleksibilitas memungkinkan Anda untuk mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu entri di tabel routing, routing secara signifikan mengurangi biaya overhead
Metode classless
addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain
Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address
yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga denganNetwork
Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address
digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan
panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24
Contoh: 192.168.0.0/24
Kelebihan:
Mendukung VLSM
Jenis-jenis Classless
routing protocols :
1. IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
IS-IS adalah
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) spesifikasi router dinamis.
IS-IS digambarkan dalam ISO/IEC 10589 IS-IS jaringan protokol router antar
jaringan Negara yang berfungsi sebagai informasi jaringan Negara. Melalui
jaringan tersebut untuk membikin sebuah topologi jaringan. IS-IS maksud
utamanya untuk penghubung OSI paket dari CNLP (connectionless Network Protokol)
tapi telah mempunyai kapasitas untuk menghubungkan paket IP. Ketika paket IP
terintegrasi dalam IS-IS menyediakan kemampuan untuk menghubungkan protokol
luar dari OSI family seperti IP. Serupa dengan OSPF, IS-IS didirikan sebuah
arsitektur hierarki dari jaringan tersebut. IS-IS menghasilkan dua tingkatan
level, level (1) untuk dalam area dan level (2) untuk antar area.
2.
Rip V2
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
Karakteristik RIP
versi 2:
Persamaan dengan RIP v.1 :
1. Distance Vector
Routing Protocol
2. Metric berupa hop
count
3. Max hop count
adalah 15
4. Menggunakan port
520
5. Menjalankan auto
summary secara default
Perbedaan dengan RIP
v.1 :
1. Bersifat classless
routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang
dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
2. Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
2. Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
3. Mengirimkan update
ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
4. Auto Summary dapat
dimatikan
5. Mendukung fungsi
keamanan berupa authentication yang dapat mencegah routing update dikirim atau
diterima dari sumber yang tidak dipercaya
Kelebihan RIP versi 2:
-mendukung routing classfull
dan routing classless
-info subnet
dimasukkan dalam perbaikan routing
-mendukung VLSM
(Variabel Length Subnet Mask)
-perbaikan routing
multicast
OSPF
OSPf (Open
Shortest Path First) adalah routing protocol link-state yang dikembangkan oleh
IETF sebagai pengganti RIP. Sifat OSPF adalah "open"; Artinya vendor
apapun dapat memanfaatkan routing protocol ini. Memanfaatkan algoritma Shortest
Path First (SPF); dimana jalur terbaik adalah jalur yang mempunyai cumulative
cost yang paling rendah. Tidak ada batasn penentuan cost ini. OSPF mendasarkan
matric dari cost yang berbeda-beda antar vendor. CISCO menerapkan penghitungan
cost berdasarkan rumus: 108/BW Ada 5 tipe paket yang digunakan oleh OSPF:
1.
Hello packet
2.
Link State Request (LSR)
3.
Link State Update (LSU)
4.
Database Description
5.
Link State Acknoeledgement (LSAck)
OSPF juga mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table, yaitu adjacency table
(berisi neighbour-neighbour). OSPF juga melakukan auto summary, sehingga
mendukung sepenuhnya VLSM & CIDR.
OSPF kiga memanfaatkan process ID seperti EIGRP; Namun router - router yang
menjalankan OSPF tidak perlu menggunakan process. ID yang sama untuk
saling berkomunikasi karena OSPF menggunakan sistem area. Area pada OSPF
menentukan batasan update packet dapat dikirim ke router mana saja. Hal ini
akan memelihara bandwidth, karena perubahan pada salah satu router di satu area
tidak "merembet" ke luar are tersebut. Area yang wajib ada dalam
topologi OSPF adalah area O, yaitu backbone area. OSPF juga mendukung
autentikasi dengahn2 tipe: yaitu clear text dengan MD5.OSPF hanya mengenal:
BMA(Broadcast Multi Access) Router2-Hub-Router2, NBMA, P2MP, VL.
- Kelebihan
·
tidak menghasilkan
routing loop
·
mendukung penggunaan
beberapa metrik sekaligus
·
dapat menghasilkan
banyak jalur ke sebuah tujuan
·
membagi jaringan yang
besar mejadi beberapa area.
·
waktu yang diperlukan
untuk konvergen lebih cepat
- Kekurangan
·
Membutuhkan basis data
yang besar
·
Lebih rumit
EIGRP
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini
terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link
state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang
ada dan delay yang terjadi.
Karakteristik:
-
Penerus dari IGRP,
CISCO proprietary
-
Memanfaatkan triggered
update, partial, dan bounded update
-
Partial artinya
routing update yang dikirimkan tidak keseluruhan, namun hanya route2 yang
berubah
-
Bounded artinya hanya
akan dikirimkan kepada router2 yang membutuhkan -> alamat
multicast (224.0.0.10)
-
Memanfaatkan algoritma
DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mencari successor (best path), dan
feasible successor (backup path)
Kelebihan
·
melakukan konvergensi
secara tepat ketika menghindari loop.
·
memerlukan lebih
sedikit memori dan proses
·
memerlukan fitur
loopavoidance
·
EIGRP mendukung multiprotocol
·
EIGRP meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian
sinyal
·
IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability
tanpa batas dengan ruter IGRP
- Kekurangan
·
Hanya untuk Router Cisco
·
EIGRP mempunyai maximum hop count terbatas sampai 224
Border Gateway
Protocol (BGP)
Border Gateway
Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem
autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi
umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran
informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar
penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan
tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol
(IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan
mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk
bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom
System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika
penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka
protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP)
- Kelebihan
·
Sangat sederhana dalam
instalasi
-
Kekurangan
·
Sangat terbatas dalam
mempergunakan topologi.
Ø Daftar
Rujukan